aku terlahir di desa yang terpencil hidup ku yang serba paspasan dan agak sedikit kekurangan.
namun tetap bahagia jalani hidup ini.
keluarga ku adalah persatuan dari dua suku dan bahasa ..
bapak keturunan sunda , sedangkan ibu keturunan dari jawa. hingga ke ungan ibu yang pegang.
walau serba paspasan kucoba tuk tidak mengeluh pada siapapun
karna ku sadari akan keterbatasan ayahku yang kerja siang malam untukku, ibu, dan adik ku
terkadang mereka tak pernah percaya akan cita cita ku yang tinggi di dalam hidup ini
namun aku tak pernah gentar dan menyerah walau terkadang menjengkelkan akan sikap mereka pada ku
seiring waktu yang berlalu ada tukang pos datang ke rumah memberikan surat kabar bahawa aku dapat beasiswa.
tadi nya aku dan keluarga ku tak percaya akan hal tersebut, namun kata ibu ''cobalah siapa tau itu akan membawa ku dalam kesuksesan''.. aku pun bergegas pergi ke daerah jakarta setelah 5 hari di kasih surat itu
bersama temanku yang ke betulan punya sodara di sana.
aku yang di kasih uang seratus delapan puluh ribu, dalam hatiku bertanya ''mampukah ku bertahan dengan memegang uang paspasan, sedangkan hidup di ibu kota bagaikan mencari padi di tumpukan jarum''.
namun semua itu tak jadi beban di hatiku, karna aku masih percaya akan kebaikan tuhan pada umat nya,
awal nya aku dan teman ku merasa tak ada yang perlu di khawatirkan namun di sela perjalanan aku dan teman ku mengalami banyak cobaan. entah itu dari orang yang ingin malak atau ingin ngejago, namun semua itu tak jadi soal karna orang baik akan selalu ada yang membantu di saat kesusahan.
tak lama kemudian setelah hampir tiga jam kami pun sampai di jakarta, namun suasana udah hampir malam, maka kami pun bergegas langsung pergi ke rumah sodara nya teman ku, berharap bisa makan dan istirahat sejenak, namun ternyata hayalan beda dengan kenyataan nya, karna pas sampai sana keadaan sodara teman ku lagi tidak memungkinkan tuk di repot kan dengan kedatangan teman ku dan diriku.
karna keadaan nya sedang keritis menderita karna hidup di jakarta, aku pun jadi gak enak hati, namun apa boleh buat dari pada ku harus tidur di kolong jembatan,
akhir nya sodara teman ku pun mengertikan akan kondisi ke uangan ku yang alakadar nya ini, karna gak ada makanan aku pun dengan ikhlas membagi makanan yang ku beli dari warteg, kami pun makan sambil bercerita apa maksud kedatangan ku ke jakarta. setelah selesai makan aku pun minta ijin duluan tuk tidur duluan, kana mataku sudah gak kuat tuk menahan mataku yang ingin terpejam dan berat tubuh ku tuk bersandaar. karna saking lelah nya aku terbangun dari tidurku jam sebelas siang, dan ku langsung bergegas siap siap tuk berangkat mencari tempat di mana aku sekolah nanti, pertama ku gak nyangka kok bisa yah aku sekolah di tempat yang begitu megah nya, tanpa berpikir panjang aku pun langsung masuk dan bergegas bertanya pada bapak yang ada di tempt duduk itu, dan langsung aku di ajak ke tempat di mana harus ku isi pormulir, setelah selesai aku pun di suruh menunggu sebentar dan di suruh masuk ke ruangan pembimbingan ke mahasiswaan untuk mendengarkan sarat sarat yang harus di selesaikan.
setelah semua itu selesai, aku pun bergegas pergi tuk mencari kontrakan rumah yang murah untuk ku tinggal nanti karna tidak mungkin kalo aku harus pulang pergi dari rumah ku di kampung sampai ke jakarta tempat aku sekolah karna jarak nya yang sangat jauh dan susah cari teransportasi , terus teman ku pun mencarikan ku tempat tinggal yang ku maksud. namun ternyata teman ku yang di anggap baik malah menjebloskan ku pada suatu masalah yang hampir membuat ku celaka, dia memanfaatkan situasi ku ke jenjang kehidupan dia, yang ku anggap selama ini baik ternyata dia menikam ku dari belakang hingga ku sulit memaafkan perbuatan dia, akhirnya ku berinisiatip tuk pindah tempat tinggal dengan uang seadanya, aku pun bergegas jalan kaki memutari daerah jakarta yang aku tempati, hingga aku sampai pada seorang bapa yang baik dan menawarkan ku tempat tinggal yang murah untuk ku tempati, dan aku pun mau asalkan teman ku gak tau di mana aku tinggal sekarang, tanpa berpikir panjang aku pun pindah tempat tinggal, walau agak sedikit pinggiran yang penting aku nyaman dengan hidup ku yang mau mencari ilmu untuk hidup ku kelak nanti, aku pun mulai berkarya sendiri sambil ku meraih mimpi dan angan angan yang ku cari selama ini, di tempat ini bersama ilmu ilmu yang ku pelajari, walau semua orang berkata apa aku tak peduli karna mereka tak tau siapa aku dan apa maksudku, cobaan demi cobaan ku hadapi, dari hinaan , caci makian, pujian, dan semua nya namun walau pun perih ku jalani aku coba tuk berdiri dan meresapi apa yang terjadi.
karna aku tau inilah hidup di daerah ibu kota karna kakek ku berpesan '' sekejam kejam nya ibu tiri tapi lebih kejam lagi ibu kota cucu ku yaitu jakarta'' yang harus ke mana mana pake uang.
aku pun mencoba tuk bersabar melewati hari demi hari walau ku terkadang lelah hadapi semua cobaan yang ada sampai ku terlelap menahan sakit di jiwa, aku pun mencoba tuk tak pernah mengeluh kepada siapapun
karna ku ingin belajar dewasa tuk hidup ku kelak.